Minggu, 03 April 2011

Sayur dalam Pot di Pesisir

Ahmad Arif
Kompas, Senin,4/4/2011


Perubahan iklim, yang hadir dalam bentuk intrusi air laut ke daratan, dirasakan warga Cangkring, Kecamatan Cantigi, Indramayu, Jawa Barat. Jangankan tanaman padi, rumput pun sulit tumbuh di desa berbatas laut itu. Sebelum 1998, desa itu masih punya 400 hektar sawah.

Sebelum 1990-an, kami adalah petani,” kata Zaenudin, warga Cangkring. Perlahan, sawah-sawah mereka tergerus air laut.

Sawah berubah payau. Debit air tawar irigasi jauh lebih kecil dibanding aliran air laut ke darat. Panen padi terus merosot.

Karena itu, sejak 1998, warga desa tergoda mengalihkan lahan jadi tambak udang yang menjanjikan keuntungan tinggi. ”Semua sawah dijadikan tambak karena padi tak mungkin lagi ditanam,” kata Solikhin, Ketua Kelompok Tani Sekar Kedaton dari Cangkring.

Namun, usaha tambak udang hanya bertahan kurang dari lima tahun. Hasil tambak merosot karena berbagai penyakit. Areal tambak bekas sawah sebagian dibiarkan telantar. Kembali ke padi tak mungkin lagi.

Hamparan padi menguning tinggal cerita. Desa itu gersang dan meranggas. Satu-dua pohon kelapa dan pisang yang tumbuh daunnya kuning. Enggan berbuah. Bahkan, rumput hanya tumbuh di musim hujan. Hijau tanaman hanya bunga-bunga yang ditanam warga menggunakan pot, tanahnya dari desa tetangga.

”Bunga dalam pot itu menjadi ide kami mengajak warga menanam sayur dalam polybag plastik,” kata Masroni, Ketua Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) Indramayu.

Sejak setahun lalu, IPPHTI Indramayu berupaya menghijaukan kembali Desa Cangkring. Tak mudah. Tanah di Cangkring terlalu asin. Air pasang yang sering merendam pekarangan warga membuat upaya menanam jadi mustahil.

”Kami mendatangkan tanah dari desa lain. Sayuran ditanam di polybag yang disusun di atas gundukan tanah agar bebas dari air pasang,” kata Masroni.

Upaya itu berhasil. Kini, aneka sayur, seperti cabai, terung, kacang panjang, hingga pare, tumbuh di pekarangan warga. ”Sudah bertahun-tahun kami tak makan sayur. Kini, kami bisa makan hasil tanaman sendiri,” kata Solikhin.

Intrusi air laut

Cerita tentang Cangkring layak jadi peringatan bagi pertanian kita, khususnya pertanian di pesisir Pulau Jawa yang rentan terdampak kenaikan muka air laut. Penelitian pakar bencana dari Universitas Gadjah Mada, Subiyakto, mengingatkan, perubahan iklim berupa naiknya muka air laut sudah hadir di Indonesia. Hal ini rentan menjadi bencana dalam skala masif.

”Perubahan iklim di Indonesia sudah sangat serius dampaknya. Diperlukan percepatan strategi mitigasi dan adaptasi berbasis kapasitas masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk mengurangi dampak,” kata Subiyakto, dalam pengukuhan sebagai guru besar, belum lama ini. Perubahan iklim paling gampang terlihat dari intrusi air asin ke daratan.

Subandono dalam bukunya, Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, 2009, memprediksi, kenaikan muka air laut di pantai utara Jawa mencapai 6-10 mm per tahun. Artinya, kota-kota di pesisir Pulau Jawa, seperti Pekalongan, 100 tahun mendatang akan tergenang air laut hingga 2,1 km dari garis pantai saat ini. Sementara itu, Kota Semarang akan tergenang sejauh 3,2 km dari garis pantai.

Eksperimen petani

Kustiwa Adinata, Koordinator Program IPPHTI Nasional, mengatakan, eksperimen di Cangkring hanya satu contoh upaya petani di jaringannya dalam menyiasati intrusi air laut. Mereka mencoba menanam dan menyilangkan varietas padi tahan asin di Desa Cantigi Kulon, masih di Indramayu.

Selain Indramayu, IPPHTI juga menggandeng sejumlah petani di Brebes, Cilacap, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, hingga Palembang (Sumatera Selatan) dan Serdang Bedagai (Sumatera Utara) untuk bertani di lahan asin.

”Dua tahun terakhir, kami mendampingi petani di Rawa Apu, Cilacap, kembali menggarap sawah yang ditinggalkan karena air asin. Menanam padi atau sayur di lahan asin dimungkinkan. Namun, kami harus terus bereksperimen. Tiap daerah, teknik dan benih yang cocok berbeda-beda,” kata Kustiwa.

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/04/04/03434593/sayur.dalam.pot.di.pesisir.

1 komentar:

  1. Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

    Dengan ini kami informasikan bahwa PT Hidup Cerah Sejahtera (HCS) memasarkan produk Suplemen Organik Tanaman (SOT) untuk segala tanaman, dan Suplemen Organik Cair (SOC) untuk segala ternak/hewan

    Dengan Pola Pertanian yang dikembangkan CLUB SUKSES, maka PEMAKAIAN SOT mutlak sangat diperlukan setiap langkah-langkah aplikasi.

    Manfaat penggunaan SOT adalah :
    = Meningkatkan hasil panen 40 – 100%.
    = Mencegah gugur bunga dan buah.
    = Memperkuat jaringan akar dan batang.
    = Berfungsi sebagai katalisator, dapat mengurangi penggunaan pupuk dasar sampai 80%
    = Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit terutama fungi/ cendawan
    = Mempercepat panen untuk tanaman semusim
    = Memperpanjang masa produktif tanaman yang sedang berproduksi, untuk tanaman yang tidak habis panen. Misal: tomat, cabe, kacang panjang, mentimun dll.
    = Sangat baik untuk diterapkan pada proses persemaian dan pembibitan.
    Setelah 6 Periode tanam tidak perlu lagi menggunakan pupuk kimia/urea.
    Pada Periode tanam pertama, pemakaian urea dikurangi 70%, pada Periode tanam ke-2 pemakaian urea dikurangi 80% dan pada Periode tanam ke-3 sampai ke-6 dikurangi 90%, dan pada periode tanam berikutnya sudah tidak perlu lagi memakai urea 100%.
    = Segala jenis Hama lebih terkendali.
    Hasil panen meningkat tajam dari periode tanam sebelumnya
    = Biaya perawatan/pemupukan lebih rendah
    = Keuntungan makin berlipat.

    CATATAN :
    - Untuk Sawah 1 hektar, hanya memerlukan 6 botol SOT (isi 0,5 lter per btl)

    SOC adalah Nutrisi Bio Organic yang dikembangkan oleh PT HCS untuk mendukung terwujudnya Peternak Andalan dan Sukses.
    Sedangkan manfaat SOC untuk hewan ternak adalah :
    •Menyehatkan ternak.
    •Mengurangi biaya produksi dan pemeliharaan
    •Mengurangi stress dan menambah daya tahan terhadap penyakit
    •Meningkatkan Antibodi pada ternak
    •Menyeimbangkan microorganisme dalam rumen hewan dan meningkatkan nafsu makan
    •Mempercepat pertumbuhan ternak
    •Meningkatkan kesuburan dan meningkatkan produksi daging
    •Mengurangi angka kematian pada anak Ayam
    •Mempertinggi kwalitas pada telur
    Selengkapnya kunjungi http://hcssukses.blogspot.com/p/produk.html

    Wassalamu 'alaikum wr. wb.

    Admin http://hcssukses.blogspot.com

    BalasHapus