Minggu, 02 September 2018

Berkebun Herbal Berkhasiat


Oleh : Mariyana Ricky P.D.
Solopos, Minggu, 2 September 2018 : XI

Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggauta suku polong-polongan ini berasal dari asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika.

Sejak dahulu tumbuhan ini menjadi tanaman hias pekarangan karena bunganya yang berwarna biru terang. Kini, selain menjadi pengisi pekarangan, bunga telang dimanfaatkan menjadi teh. Di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, teh bunga telang menjadi tren dua tahun belakangan.



Sebagai minuman herbal, tanaman yang tumbuh liar tersebut dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan. 

Bahkan di Inggris, teh bunga telang diberi julukan magical tea. Pengobatan ala Ayuverdic tradisional (sub kontinen India) mempercayai telang  mampu meningkatkan daya ingat, sebagai antistres dan antidepresan. Dalam pengobatan tradisonal Tiongkok, tanaman ini dianggap bisa memengaruhi libido perempuan karena penampilannya mirip organ reproduksi wanita.

Khasiat-khasiat itulah yang membuat Wardiyono, petani asal Dukuh Sumber Kulon RT 006/RW 003, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Klaten, mengebunkan kembang telang. Bunga yang juga dikenal dengan sebutan blue chai, Asian pigeon wings, blubelvine dan butterfly pea itu ditanam di sebidang lahan, dirambatkan di pagar rumah dan pekarangan.

“Jika tidak ada peminat, mungkin kami engga akan tanam. Setahun lalu, anak saya ke Thailand dan mendapati tren teh bunga telang. Dia membawa sejumlah bibit ke rumah, yang kemudian saya tanam,” kata dia, saat berbincang dengan Espos, Selasa (21/8/2018).

Bapak empat anak itu mengeringkan bunga telang kemudian mencampurkannya dengan herbal lain baru dikemas menjadi teh kantong. Campuran herbal yang digunakan antara lain jahe dan serai. Keduanya juga dipercaya berkhasiat, sehingga konsumen dapat merasakan dua manfaat sekaligus.

Saat diseduh teh bunga telang terasa ringan, manis meski tanpa gula, dan beraroma kuat. Campuran jahe dan serai lebih memperkuat rasanya. “Selain untuk teh seduh, air rendaman bunga telang bisa digunakan untuk mengobati mata merah,” terang Wardiyono.

Budi daya bunga telang tidak membutuhkan perlakuan khusus. Tanaman ini mudah tumbuh dan semakin trubus  jika sering dipangkas dan dipanen. Bunga mulai muncul setelah sebulan tanam dan terus berbunga sepanjang tahun dan berumur panjang sampai  dua tahun. Dari ratusan batang Wardiyono bisa panen setengah sampai satu kilogram bunga basah setiap hari.

“Tidak ada tenaga yang membantu selain istri, jadi hasil panen terbatas. Kalau rajin bisa sampain dua kilogram per hari, tetapi saya tidak sanggup. Bunga yang engga dipanen lantas menjadi polong. Polong ini yang kemudian menjadi calon bibit berikutnya,” kata dia.

Wardiyono menjual teh bunga telang berlabel Wardani Farm senilai Rp. 30.000 per kemasan berisi 20 lembar teh kantong.

Pemilik warung jamu RoemahReina Solo, Made Ayu Aryani, juga mengebunkan bunga telang. Ia lebih sering memanfaatkan bunga tersebut untuk pewarna alami. Kuliner seperti ketan dan nasi yang menjadi lebih menarik dan bermanfaat seteah mendapat seduhan warna biru.

“Saya juga membuat teh dari bunga telang. Warnanya berubah kala dipadu dengan bahan lain, seperti jadi ungu saat dicampur jeruk nipis. Kami juga sering menjadikannya pemanis (garnis) sajian,” jelasnya.